Table of Contents

Saturday, May 23, 2015

Makanan dan Minuman yang Masih Panas dalam Islam - Hot Food and Drinks in Islam


Larangan Meniup atau Menghirup Makanan dan Minuman
yang Masih Panas dalam Islam 
Prohibition Inhaling or Exhaling Food and Drinks were Still Hot
in Islam


Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya bisa menegakkan ibadah kepada Allah SWT. Karenanya Muslim berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan minumannya serta menjaga adab yang dituntunkan Islam.
Eating and drinking for a Muslim as a means to maintain a healthy body in order to enforce the worship of Allah. Therefore Muslims trying to eat and drink to get reward from God. How, by always keeping halal food and drink as well as keeping it teaches Islamic culture. 

Makan dan minum seorang muslim tidak sebatas aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkan lapar dan haus saja. Oleh sebab itu, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,
Eating and drinking a Muslim is not limited to activities satisfy the appetite, eliminate hunger and thirst. Therefore, a Muslim if they are not hungry they do not eat and when not thirsty, they do not drink. It is like that narrated from a friend, 

“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“
"We (Muslims) are people who only eat when hungry and stop eating before satiety." 

Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Rasulullah Saw agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman.
From here, it is a Muslim in eating and drinking observes the Islamic culture that has exemplified the Prophet so worth of worship. And among his manners were not breathing and blowing drinks. 

Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Rasulullah Saw bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263).
It is based on some hadits, including from Abu Qatada, the Prophet said, "If you drink then do not breathe in the drinking water container." (HR. Bukhari no. 5630 and Muslim, no. 263).

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Rasulullah Saw melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.”  (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).
From Ibn Abbas, "Indeed, the Prophet forbade to breathing or blowing a container of drinking water." (HR. Al-Tirmidhi, no. 1888 and Abu Dawud no. 3728, and this hadith classed as saheeh by al-Albani).
Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Rasulullah Saw melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya).
And also the hadith of Abu Sa'eed al-Khudri radi 'anhu, that the Prophet forbade to blowing in the drinking water. " (HR. Al-Tirmidhi, no. 1887 and he saheeh it.). 

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."
In Sharh Saheeh Muslim, Imam Nawawi said, "Prohibition breathe in the drinking water container is included ethics lest it contaminate drinking water or cause unpleasant odors or worry about something from the mouth and nose that falls into it and stuff like that . " 

Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah.”  Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah Saw melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.
In Zaadul Ma'ad IV / 325 Imam Ibn al-Qayyim said, "There is a ban blow drinks because it gives rise to an unpleasant smell coming from the mouth. The bad smell can cause people do not want to drink more so if the person who blew her breath before being changed.” In summary this is due to the breath of those who blew it will be mixed with drinks. Therefore, the Prophet forbade two things at once is to take a deep breath and blew drinking water container. 

Dari Asma binti Abu Bakr, sessungguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya”. [HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan, “Hadits sahih sesuai dengan kriteria Muslim”. Pernyataan beliau ini disetujui oleh adz Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh al Albani dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392].
From Asma bint Abu Bakr, indeed if he makes bread tsarid he covered container until the heat lost and then he said, I heard the Prophet said, “indeed, food is not hot it was bigger blessing.”  [HR Judge No. 7124. The judge said, "Hadith sahih according to Muslim criteria". His statement was approved by adh Dhahabi. Above hadith entered by al-Albani in Genealogy Shahihah vol 1 bag 2 no hadith 392]. 

Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. 
In Lineage Shahihah volume 1 part 2 748 terms, al-Albani said, "There is a legitimate history of Abu Hurayrah, he said," It is not allowed to be enjoyed so smoke heat is lost ". 

Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038”.
Narrated by al-Bayhaqi with a valid chain of transmission, as explained in Irwa 'Ghalil No. 2038 ".

Dari beberapa hadits di atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan panas dan memakan makanan panas tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Of some of the above hadith clearly states that blowing hot food and eat hot food was not recommended by the Prophet Muhammad. 

Penjelasan Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas 
The Explanation of The Danger of Blowing Hot Food and Drinks 

Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.
Among the wisdom  ban blowing hot beverages is molecular structure in water will turn into acidic substances harmful to health for later.

Manusia bernapas menghirup oksigen atau O2, dan menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam 1 buah atom oksigen. Menurut reaksi kimia, apabila uap air (H2O) bereaksi dengan karbondioksida (CO2) akan membentuk senyawa asam karbonat / carbonic acid (H2C03) yang bersifat asam. Zat asam inilah yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.
Humans breathe breathing oxygen or O2, and exhale carbon dioxide or CO2. When we blow the food, of course, that we spend is CO2 gas. While the food was still steaming hot water (H2O). This means that in the water there are two hydrogen atoms and one oxygen atom which two hydrogen atoms are bound in 1 oxygen atoms. According to the chemical reaction, when water vapor (H2O) reacts with carbon dioxide (CO2) to form carbonic acid compound / carbonic acid (H2C03) acidic. This acidic substances harmful when it enters into our body. 

H2O + CO2 => H2CO3

Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan.
Compounds H2CO3 is a weak acid compound so that the effect on the body is less powerful but it is better if we reduce the influx of acidic substances into our bodies because it can be harmful to health.

Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
We need to know that in the blood that are H2CO3 useful for adjusting the pH (acidity) in the blood. Blood is a buffer (solution which can maintain pH) with a weak acid to form H2CO3 and HCO3 conjugate base form so that blood has a pH of 7.35 to 7.45 with the following reaction: 

CO2 + H20 HCO3- + H+

Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
The body uses a pH buffer (buffer) in the blood as a protection against the changes that occur suddenly in blood pH. Abnormalities in the pH control mechanism, can lead to one of two major abnormalities in acid-base balance, ie acidosis or alkalosis. 

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Acidosis is a condition where the blood has too much acid (or too little base) and often causes decreased blood pH. 

Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
While alkalosis is a condition where the blood has too much base (or too little acid) and sometimes causes increased blood pH. 

Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Back again to the initial problem, where our food inflatable, and carbon dioxide from our mouths will bind with the moisture of the food and produce carbonic acid which will affect the level of acidity in our blood that will lead to a condition where the blood we will be more acidic than it should so decreased blood pH, this situation is known as acidosis. 

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Along with the decrease in the pH of the blood, breathing becomes deeper and faster as the body's attempt to reduce excess acid in the blood by reducing the amount of carbon dioxide. 

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
In the end, the kidneys also tried to compensate for this situation by issuing more acid in the urine. But both of these mechanisms will not be useful if the body constantly produces too much acid, resulting in severe acidosis. In line with the worsening acidosis, the patient began to feel an incredible fatigue, drowsiness, nausea and experiencing more confusion. If acidosis worsens, blood pressure may fall, causing shock, coma and even death. 

Dari sini juga semakin jelas hikmah dari larangan Rasulullah Saw agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas. Hal ini karena ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.
From here also increasingly obvious wisdom of the prohibition of the Prophet so when drinking a mouthful by mouthful, do not jump to the glass while breathing in the glass. This is because when we drink directly much, then there is a possibility we will breathe in the glass, which will cause a chemical reaction as above. 

SUBHANALLAH

HADISTS ISLAM DAN REAKSI KIMIA (Islamic Hadith and Chemical Reactions)

No comments :

Post a Comment